Mengintip Dapur Air Bersih: Realitas Magang di Tirta Al Bantani Kabupaten Serang

Tidak ada komentar


Serang, TF.com || 
26 Juni 2025 – Sebagai mahasiswa/i yang ingin merasakan langsung dinamika dunia kerja, tahun ini saya berkesempatan mengikuti program magang di Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda AM) Tirta Al Bantani, Kabupaten Serang. Ini bukan tentang magang yang serba ideal, melainkan pengalaman nyata yang memberikan gambaran jujur tentang tantangan dan dedikasi di balik penyediaan air bersih.

Sejak hari pertama, saya langsung dihadapkan pada ritme kerja yang kadang padat, kadang juga ada momen santainya. Saya ditempatkan di bagian yang cukup beragam, Pelayanan,Humas,Bahkan di Lapangan,Tugas-tugas yang saya emban bervariasi, mulai dari "membantu input data meteran air," "mengikuti tim lapangan untuk cek kebocoran pipa di area Cikande," "merekap laporan keluhan pelanggan harian," atau "mengarsipkan dokumen teknis." Ada kalanya tugas terasa repetitif, tapi justru di situlah saya belajar pentingnya ketelitian dan konsistensi.

Salah satu pelajaran terbesar yang saya dapatkan adalah bagaimana birokrasi dan prosedur teknis bekerja dalam sebuah BUMD. Tidak semua proses berjalan instan, ada tahapan dan koordinasi yang perlu dilalui. Saya juga melihat langsung bagaimana tim Tirta Al Bantani berupaya menangani berbagai kendala di lapangan, mulai dari masalah teknis seperti pipa bocor, fluktuasi pasokan listrik untuk pompa, hingga tantangan non-teknis seperti komplain pelanggan atau koordinasi dengan pihak lain. Mereka bekerja dengan segala keterbatasan namun dengan komitmen yang kuat.

Interaksi dengan para staf dan pegawai Tirta Al Bantani juga sangat berharga. Mereka ramah dan mau berbagi cerita, baik suka maupun duka dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Saya belajar banyak tentang "bagaimana mencari solusi sementara di lapangan,", "pentingnya memahami regulasi daerah terkait air.",dan masih banyak lain-nya. Kadang ada diskusi santai di sela-sela jam kerja yang justru memberikan wawasan lebih mendalam tentang kultur kerja di sana.

Magang ini memberikan saya perspektif yang jauh lebih realistis tentang dunia kerja, khususnya di sektor pelayanan publik. Ini bukan hanya tentang teori di buku, melainkan tentang bagaimana teori itu diaplikasikan (dan kadang dimodifikasi) di lapangan, dengan segala tantangan dan dinamikanya. Saya menyadari betapa krusialnya peran Tirta Al Bantani dalam memastikan ketersediaan air bersih, yang seringkali kita anggap remeh.

Pengalaman ini mungkin tidak selalu glamor, tapi sangat berharga. Saya pulang dengan pemahaman yang lebih baik tentang operasional perusahaan daerah dan tantangan riil di lapangan. Terima kasih Tirta Al Bantani atas kesempatan untuk merasakan langsung 'dapur' penyediaan air bersih di Kabupaten Serang.

(YL)

Tidak ada komentar

Posting Komentar